Langsung ke konten utama

Tips Parenting

Cara mendidik anak Sederhana




Di era Modern ini tak banyak Orang Tua yang mementingkan kepentingannya sendiri, hingga mereka lupa akan tugas dan kewajibannya sebagai orang tua yang benar untuk buah hatinya.

Waspada pola komunikasi dengan anak. Berikut saya tampilkan sebab akibatnya

1. Pola Adu Menang.

Pola ini seperti memaksa, menjajah anak, membentak, meneriaki bahkan ada yang memukulnya juga mencubitnya. Pada dasarnya mereka orang tua menginginkan anaknya menuruti segala kemauannya dengan memaksanya.

Akibatnya adalah anak cenderung menduplikasi sifat orang tuanya, suka membangkang, sering melawan juga susah di ajak kerja sama. Tapi ada juga anak yg sebaliknya , anak yang sulit mengambil keputusan, mudah ragu, merasa ada yg salah dalam dirinya bila anak punya pendirian.

2. Pola Mengancam

Contoh : “Nanti Ibu tinggal ya! “. “Ayo sini, nanti di marahin Polisi loh”.

Akibatnya kalau anak belum dapat membedakan pura-pura dan tidak , dia akan mudah panik, cemas, khawatir dan takut pada sosok yang biasa di jadi kan objek ancaman.

Kalau dia sudah paham dan bisa membedakan maka ia akan menilai bahwa orang tuanya berbohong , akibatnya dia akan sulit untuk percaya di kemudian hari. Anak akan kebal dengan ancaman semacam ini

3. Memanipulasi

Contoh : “yuk pulang, nanti ibu belikan mainan” “yuk makan, nanti ibu belikan es krim”. Padahal tidak.

Akibatnya anak akan belajar berbohong ketika dewasa. Bisa jadi dia terbiasa untuk meyakinkan orang lain agar ikut pada apa yang ia inginkan. Dia akan cenderung memanipulasi orang lain.

Di sisi lain anak akan kehilangan kepercayaan terhadap orang tuanya.

4. Pola Membandingkan

Pola ini sering digunakan oleh orang tua saat anak menolak keinginan orang tua.

Contoh : “yuk makan, lihat kakak tuh makannya pinter” “masa kalah sama adek?, tuh adek pinter nulisnya”.

Akibatnya anak akan fokus pada orang lain di banding perkembangan diri sendiri. Anak akan merasa tidak percaya diri, tidak di hargai dan selalu merasa ada yang kurang pada dirinya.

Ada yang begini? Atau ada yang di perlakukan serupa?

Semoga kita dapat menghindari pola komunikasi seperti di atas.

Komentar